Kamis, 01 Oktober 2020

INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN, DJIA, STANDARD AND POOR’S INDEX, INDIKATOR PASAR OBLIGASI, VALUE LINE INDEX, INDEKS BERBOBOT SAMA

 MAKALAH TEORI PASAR MODAL

“INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN, DJIA, STANDARD and POOR’S INDEX, INDIKATOR PASAR OBLIGASI, VALUE LINE INDEX, INDEKS BERBOBOT SAMA”

DOSEN PEMBIMBING:

Debbi Chyntia Ovami, S.Pd., M.Si



DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5

Anjami Nadila                183214066

Dinda Audria                    183214009  

Vina Amalia Syahputri   183214013  

M. Febriansyah Dinata   183214071  

WahyuRamadhani         183214050


FAKULTAS/PRODI: EKONOMI/AKUNTANSI 

UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL-WASHLIYAH

MEDAN

2020



KATA PENGANTAR

  Pertama-tama kami panjatkan Puji dan Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan Rahmat-Nya makalah ini dapat terselesaikan. Tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Teori Pasar Modal. Selain itu juga untuk meningkatkan pemahaman kami mengenai materi ini.

  Dengan membaca makalah ini kami berharap dapat membantu teman-teman memahami materi ini dan dapat memperkaya wawasan teman-teman semua. Walaupun kami telah berusaha sesuai kemampuan kami, namun kami yakin bahwa manusia itu tidak ada yang sempurna. Seandainya dalam penulisan makalah ini ada yang kurang, maka itulah bagian dari kelemahan kami. Mudah-mudahan melalui kelemahan itulah yng akan membawa kesadaran kita akan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.

  Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini dankepada teman-teman yang telah meluangkan waktunya untuk membaca makalah ini. Untuk itu kami selalu menantikan kritik dan saran yang membangun dari teman-teman demi perbaikan makalah ini.


DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR...............................................


DAFTAR ISI.............................................................


BAB I

PENDAHULUAN....................................................

1.1 Latar Belakang................................................

1.2 Rumusan Masalah..........................................

1.3 Tujuan Masalah..............................................


BAB II

PEMBAHASAN........................................................

2.1 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).....

2.2 Dow Jones Industrial Average (DJIA)..........

2.3 Standard and Poor’s Index............................

2.4 Indikator Pasar Obligasi................................

2.5 Value Line Index.............................................

2.6 Indeks Berbobot Sama...................................


BAB III

PENUTUP.................................................................

3.1 Kesimpulan......................................................

3.2 Saran..................................................................


DAFTAR PUSTAKA.................................................



BAB 1

PENDAHULUAN


1.1.Latar Belakang

  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah cerminan kegiatan pasar modal secara umum. IHSG menggambarkan suatu rangkain informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan, sampai pada tanggal tertentu. Biasanya pergerakan harga saham tersebut disajikan setiap hari berdasarkan harga penutupan di bursa efek pada hari tersebut. Indekstersebut disajikan untuk periode tertentu. IHSG mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai pengukuran kinerja suatu saham gabungan di bursa efek. Maksud dari gabungan itu sendiri adalah kinerja saham yang dimasukkan dalam perhitungan lebih dari satu,bahkan seluruh saham yang tercatat di bursa efek tersebut (Sunariyah, 2004).Peningkatan IHSG menunjukkan pasar modal sedang bullish, sebaliknya jika menurun menunjukkan kondisi pasar modal sedang bearish. Maka, seorang investor harus memahami pola perilaku harga saham di pasar modal.Salah satu indeks yang sering diperhatikan investor ketika berinvestasi di Bursa Efek Indonesia adalah Indeks Harga Saham Gabungan. Hal ini disebabkan karena indeks ini merupakan composite index dari seluruh saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Oleh karena itu melalui pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan, seorang investor dapat melihat kondisi pasar apakah sedang bergairah atau lesu. Perbedaan kondisi pasar ini memerlukan strategi yang berbeda dari investor dalam berinvestasi. Banyak faktor yang dapat memengaruhi indeks saham, antara lain perubahan tingkat suku bunga acuan.


1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanankah penjelasan terkait IHSG?

2. Bagiamanakah penjelasan terkait DJIA?

3. Bagaimana penjelasan terkait Standard and Poor’s?

4. Apa itu Indikator Pasar Obligasi?

5. Apa itu Value Line Index ?

6. Apa itu Indeks Berbobot Sama?


1.3 Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui penjelasan lengkap tentang IHSG

2. Untuk mengetahui penjelasan lengkap tentang DJIA

3. Untuk mengetahui penjelasan lengkap tentang Standard and Poor’s

4. Untuk mengetahui Indikator Pasar Obligasi

5. Untuk mengetahui Value Line Index

6. Untuk mengetahui Indeks Berbobot Sama


BAB 2

PEMBAHASAN


2.1 IHSG

A. Pengertian

IHSG adalah singkatan dari Indeks Harga Saham Gabungan. Secara internasional disebut juga dengan Indonesia Composite Index (ICI) dan ada juga yang menyebutnya dengan IDX Composite. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah cerminan kegiatan pasar modal secara umum. IHSG menggambarkan suatu rangkain informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan, sampai pada tanggal tertentu.

Seperti daftar kata penting dalam buku atau kamus, indeks saham juga berisi daftar semua saham yang diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia.


B. Manfaat IHSG

Walaupun IHSG hanyalah poin rata-rata, mengamati pergerakan IHSG sangat bermanfaat untuk mengetahui kondisi ekonomi di Indonesia. Ada banyak saham yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan tidak mungkin para investor melihat satu per satu pergerakan saham setiap harinya. Di sinilah peran penting IHSG. 

Para investor akan tahu kapan mereka dapat menggelontorkan dana tambahan untuk perusahaan tertentu atau juga malah menarik dana mereka dengan menjual saham yang mereka miliki. 

Bagaimana dengan para investor pemula, apa manfaat memahami IHSG? Bagi para trader, IHSG dapat menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan trading atau transaksi. IHSG biasanya menjadi cerminan dari pergerakan saham-saham yang masuk dalam LQ45. Memang tidak selamanya IHSG turun, saham A atau B juga ikut turun, tapi sering kali IHSG menjadi patokan yang akurat terkait pergerakan saham-saham likuid tersebut.


C. Cara menghitung IHSG

Metodologi perhitungan IHSG sama saja dengan cara menghitung indeks bursa saham lainnya di seluruh dunia, yaitu menggunakan rata-rata berimbang berdasarkan jumlah saham di bursa atau Market Value Weighted Average Index. 

Rumus IHSG: Indeks = (Nilai Pasar / Nilai Dasar) x 100

Nilai Dasar adalah kumulatif jumlah saham pada hari dasar dikali dengan harga pada hari dasar. Sementara Nilai Pasar adalah kumulatif jumlah saham yang tercatat dikali dengan harga pasar. Berikut ini cara mencari nilai pasar:  

Rumus Nilai Pasar: Nilai Pasar = p₁q₁ + p₂q₂ + … + piqi + pnqn

Keterangan: 

p= harga yang terjadi untuk emiten ke-i.

q= jumlah saham yang digunakan untuk penghitungan indeks untuk emiten ke-i

n= jumlah emiten yang tercatat di bursa efek.


D. Bagaimana cara IHSG dapat berfluktuasi

Pengertian sederhana dari poin IHSG adalah nilai rata-rata dari semua saham yang melantai di pasar bursa. Karena itu, poin IHSG akan naik dan turun seiring dengan pergerakan harga di pasar bursa. 

Harga saham sangat terpengaruh dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan.

a) Internal: cashflow perusahaan pada laporan keuangan tercatat minus.

b) Eksternal: kebijakan pemerintah memberi dampak negatif terhadap sektor perusahaan.

Tentu saja penurunan harga saham juga dapat memengaruhi penurunan poin IHSG.


E. Istilah-istilah seputar IHSG

Berikut adalah beberapa istilah yang terkait dengan IHSG.

a) BEI

Bursa Efek Indonesia merupakan gabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Bursa Efek Surabaya (BES). 

Dengan tujuan untuk efektivitas operasional dan transaksi, kedua bursa tersebut akhirnya digabungkan dan mulai beroperasi tanggal 1 Desember 2007 sebagai Bursa Efek Indonesia. 

b) Saham likuid

Saham yang likuid adalah saham yang mudah diperjualbelikan. Dengan kata lain, saham likuid adalah saham yang sering diperjualbelikan. Saham likuid biasanya selalu memiliki antrean pembeli pada harga berapa pun saham ini diperdagangkan.

c) Bubble

Bubble dalam istilah ekonomi digunakan untuk menggambarkan kenaikan harga saham yang sangat cepat (bisa dalam beberapa bulan saja). 

Terkadang harganya sangat tidak wajar, bahkan melebihi dari kondisi fundamental perusahaan. Bubble bisa terjadi karena pasar terlalu percaya pada kondisi tertentu. 

d) Fluktuasi

Seperti arti fluktuasi dalam KBBI, dalam saham pun, istilah ini berarti naik dan turunnya harga saham. Fluktuasi harga saham bisa terjadi karena adanya mekanisme jual beli saham. Tentu saja ini merupakan hal yang wajar. 

e) Portofolio

Portofolio saham berarti kumpulan aset investasi yang berupa saham yang dimiliki perorangan atau perusahaan. 

Apakah perusahaan juga bisa memiliki saham dari perusahaan lain? Tentu saja bisa. Salah satu perusahaan Sandiaga Uno Saratoga Investama misalnya, yang memiliki saham dari perusahaan lain seperti Adaro, RS Awal Bros, Deltomed, dan lain sebagainya.

f) Likuiditas

Likuiditas dalam saham berarti ukuran jumlah transaksi saham di pasar modal dalam periode tertentu. Semakin tinggi frekuensi saham diperjualbelikan, likuiditas saham akan semakin tinggi. 

g) Buyback

Seperti terjemahan harfiahnya, buyback berarti membeli kembali. Jadi, buyback saham adalah aksi pembelian kembali saham-saham perusahaan yang sudah dilepas ke publik. 

Buyback dilakukan perusahaan karena beberapa alasan, misalnya untuk memperbesar modal perusahaan. Karena jika saham yang telah dilepas di publik dimiliki kembali ke perusahaan, saham-saham tersebut tidak perlu mendapatkan dividen. 

Hasilnya, tentu saja, laba bersih perusahaan pun naik. Laba naik, tentu akan membuat investor tertarik, dan saham perusahaan pun ikut naik. 

h) Cut loss

Tindakan menjual kembali saham yang dimiliki dalam kondisi rugi disebut cut loss. Tujuannya untuk menghindari kerugian yang lebih besar. Lawan kata dari cut loss adalah hold. 

i) Bullish 

Bullish sering kali disandingkan dengan kata bearish yang berarti tren naik dan turunnya harga saham dalam periode tertentu yang ditandai dengan optimisme atau pesimisme para investor di pasar saham. 


2.2 DJIA

A. Definisi Dow Jones Industrial Average (DJIA)

Dow Jones Industrial Average (DJIA) adalah sebuah indeks di pasar saham yang diciptakan oleh Charles Dow pada tahun 1896. DJIA merupakan sebuah perusahaan yang memiliki saham publik terbesar di pasar berjangka Amerika Serikat. DJIA juga seringkali menjadi tolak ukur atau patokan sebagai ukuran real-time dari kestabilan dan kekuatan ekonomi Amerika Serikat.Sejarah DJIA


B. Sejarah DJIA

Dow Jones & Co didirikan pada tahun 1882 oleh Charles Dow, Edward Jones dan Charles Bergstresser. Namun indeks rata-rata pertamanya tidak dipublikasikan di Wall Street Journal melainkan dipesaingnya yaitu Customers’s Afternoon Letter. Awalnya tidak mengikutsertakan saham industrial. Fokus berada pada saham pertumbuhan pada masa itu, mayoritas saham perusahaan transportasi. Hal ini berarti indeks Dow Jones pertama menghitung sembilan saham perkeretaapian, perkapalan dan perusahaan telekomunikasi. Rata-rata harga saham ini akhirnya berevolusi menjadi Rata-rata Transportasi. Sampai pada 26 Mei 1896, Dow dibagi menjadi indeks transportasi dan industrial, yang menciptakan apa yang kita kenal sebagai Dow Jones Industrial Averages.

Charles Dow memiliki visi untuk menciptakan tolok ukur indeks ini untuk melihat kondisi pasar secara umum dan karenanya akan menolong investor dalam melihat kinerja perusahaan. Pada waktu itu, hal ini merupakan ide revolusioner, tetapi implementasinya sangat sederhana. Untuk menghitung indeks Dow Jones hanya dengan menambah harga saham-saham yang ada dan dibagi dengan 11, yang merupakan jumlah saham yang ada dalam indeks tersebut, dimasa itu.

Saat ini, DJIA adalah tolok ukur dari saham-saham Amerika yang dianggap sebagai pemimpin dalam ekonomi dan juga ada di Nasdaq dan NYSE. DJIA meliputi 30 perusahaan dengan kapitalisasi besar, yang dipilih secara subjektif oleh editor Wall Street Journal. Selama ini, perusahaan-perusahaan yang ada di indeks ini telah berubah untuk memastikan tolok ukurnya terhadap ekonomi. Sampai saat ini, hanya General Electric yang merupakan bagian dari sejarah awal indeks ini, yang masih masuk ke dalam DJIA. Lainnya telah berubah-ubah.


C. Mekanisme Dow Divistor

Untuk menghitung DJIA, semua harga saat ini dari 30 saham yang ada dalam indeks ditambahkan lalu dibagi oleh Dow divisor, yang secara konstan terus dimodifikasi.

Sekarang coba kita ilustrasikan, kita akan membuat sebuah indeks percontohan, namanya Mahadana Learning Average (MLA). MLA terdiri dari 10 saham, yang memiliki total US$1,000 jika semua harga saham ditambahkan. ini artinya indeks MLA akan memiliki nilai 100 (US$1,000/10). Disini indeks pembaginya (divisor) adalah 10.

Misalkan ada sebuah saham yang merupakan komponen MLA yang diperdagangkan di harga US$100 tetapi melakukan stock split 2 banding 1, mengurangi harga sahamnya menjadi US$50. Jika angka pembagi tidak berubah, kalkulasi indeks MLA akan meberikan kita angka 95 (US$950/10). Hal ini akan menjadi tidak akurat karena sebenarnya stock hanya merubah harga, bukan nilai dari perusahaan. Untuk mengkompromi hal ini, kita harus menyesuaikan angka pembagi turun menjadi 9.5. Dengan ini, indeks masih akan ada di angka 100 (US$950/9.5) dan akan lebih memberikan gambaran akurat dari indeks saham MLA.


D. Konversi DJIA Kedalam Nilai Dolar

Untuk mengetahui bagaimana sebuah saham akan mempengaruhi indeks DJIA, bagi perubahan harga saham dengan angka pembagi (divisor) yang berlaku saat ini. Sebagai ilustrasi, jika saham General Electric naik US$5, bagi dengan 0.14418073, dimana akan menghasilakan angka 34.68. Karena itu, jika indeks DJIA naik 100 poin di hari tersebut, GE menyumbang kenaikan sebesar 34.68 poin.


E. Metode Penghitungan Indeks

Metodelogi perhitungan indeks Dow Jones dikenal dengan nama metode harga tertimbang. Walaupun bisa menyesuaikan dengan adanya stocks split, kekurangan dari metode ini adalah tidak memberikan cerminan bahwa perubahan US$1 untuk saham dengan harga US$10 lebih signifikan (dalam hal persentase) daripada perubahan US$1 pada saham dengan harga US$100. Karena permasalahan ini, mayoritas indeks besar lainnya, seperti S&P 500, dihitung dengan metode kapitalisasi pasar tertimbang.


2.3 Standard and Poor’s Index

Standard and Poor Index atau yang umum dikenal sebagai indeks S&P adalah indeks saham paling populer dan termasuk yang terbesar di Amerika Serikat, selain NASDAQ Composite dan Dow Jones Industrial Average.

Indeks pasar saham adalah indikator mengenai kekuatan ekonomi suatu negara. Di AS, ketiga indeks saham tersebut adalah yang paling banyak memutar pasar saham.

Indeks S&P disusun berdasarkan nilai saham 500 perusahaan dengan kapitalisasi pasar besar di bursa saham Amerika Serikat. Sekitar 80% nilai total pasar saham AS termuat di indeks ini.

S&P 500 meliputi berbagai sektor, termasuk industri, energi, IT, keuangan, hingga consumer goods. Perusahaan yang tercakup dalam indeks di antaranya Adobe System Inc, Google, Amazon, Berkshire Hathaway, Boeing Company, hingga Johnson & Johnson.

Indeks S&P 500 adalah akronim dari Standard & Poor’s 500, indeks yang disusun berdasarkan nilai saham 500 perusahaan dengan kapitalisasi pasar besar di bursa saham Amerika Serikat.


A. Memahami bagaimana kerja indeks Standard & Poor’s

Standard & Poor memiliki kantor cabang di 26 negara, terkenal di seluruh dunia untuk berbagai macam produk investasinya dan patokan pertimbangan pasar saham. Berdiri dengan nama Standard Statistics Co. pada 1923, Standard & Poor merilis indikator pasar saham pertamanya yang kala itu memuat 223 perusahaan. Nama perusahaan ini berganti jadi Standard & Poor’s pada 1941 setelah merger dengan Poor’s Publishing. Penggabungan perusahaan ini juga meningkatkan indeks saham dengan muatan 416 perusahaan sebelum mencapai angka 500 pada 1957.

Pada 2012, Standard & Poor’s kembali melakukan gebrakan. Standard and Poor Index selanjutnya menggabungkan operasi indeksnya dengan Indeks Dow Jones untuk memimpin pasar industri ini. McGraw-Hill Cos. membeli S&P ada 1966 dan pada 2016 McGraw Hill Financial mengganti namanya menjadi S&P Global. Perusahaan ini memiliki lebih dari 1.400 analis kredit dan lebih dari 1,2 juta peringkat kredit telah dikeluarkan untuk pemerintah, perusahaan, sektor keuangan, dan sekuritas. Kini Standard & Poor indikator utama analisis risiko kredit, yang mencakup berbagai industri, berbagai tolok ukur, kelas aset, dan geografi. Mereka juga mengeluarkan peringkat kredit pada utang perusahaan publik dan swasta, serta pemerintah.Rentang skalanya dari AAA hingga D. Mereka dapat memprediksi peringkat utang jangka pendek dan memberi peringkat prospek dengan tenor enam bulan hingga dua tahun.


B. Standard and Poor Index 500

Indeks S&P 500 diluncurkan pada Maret 1957. Ini adalah indeks pertama yang diterbitkan setiap hari dan merupakan patokan umum untuk menentukan kapabilitas keseluruhan pasar saham AS.

Standard and Poor Index terkenal lantaran memuat indeks paling terkenal di AS: S&P 500. Indeks S&P 500 adalah indeks yang memuat 500 perusahaan paling unggul di bursa saham Amerika Serikat. Saham dalam indeks ini dikurasi berdasarkan kapitalisasinya.

Selain itu, komite konstituen indeks ini juga mempertimbangkan berdasarkan faktor-faktor termasuk likuiditas, public float, klasifikasi sektor, kelayakan finansial, dan sejarah penjualannya.

Pada umumnya, indeks ditimbang berdasarkan kecondongan ke pasar (market-weighted) atau kecondongan ke harga (capitalization-weighted). Karena itu, setiap saham dalam indeks diwakili secara proporsional dengan total kapitalisasi pasar.

Dengan kata lain, jika total nilai pasar dari keseluruhan 500 perusahan di Standard and Poor Index turun 10%, maka nilai indeks pun ikut turun 10%.

Ketepatan dalam perkiraan kapitalisasi menjadikan indeks ini sebagai tolok ukur kinerja untuk berbagai reksadana dan ETF. Indeks populer lainnya yang ditawarkan S&P Global mencakup berbagai sektor pasar dan kapitalisasi pasar berbeda.

Penawaran kapitalisasi besar dari Indeks S&P Dow Jones meliputi S&P SmallCap 600, S&P MidCap 400, S&P Composite 1500, dan S&P 900. Masing-masing indeks Standard and Poor Index ini mewakili pasar saham berdasarkan subsektornya.


2.4  Indikator Pasar Obligasi

Pasar obligasi pada perdagangan hari ini, Rabu (8/1/2020) diperkiakan menguat terbatas sehingga investor disarankan untuk wait and see. 

Dikutip dari hasil risetnya, Rabu (8/1/2020), Direktur Riset Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan kondisi pasar hari ini diperkirakan menguat terbatas. Hal itu, dilatarbelakangi tensi geopolitik yang meningkat sehingga ruang penguatan harga surat utang menjadi lebih sempit.  Oleh karena itu, dia merekomendasikan agar investor memilih wait and see. Adapun, indikator pasar yang harus dicermati yakni pergerakan harga di rentang 50 basis poin hingga 75 basis poin. 

“Kami merekomendasikan wait and see hari ini. Apabila pergerakan pasar obligasi bergerak melebihi rentang harga 50–75 bps, maka akan menjadi arah pergerakan pasar obligasi hingga hari ini,” ujarnya. 

Beberapa sentimen yang memengaruhi pergerakan harga hari ini yaitu pertama, konflik geopolitik Amerika Serikat (AS)-Iran turut memengaruhi kebijakan Bank Sentral AS. Meskipun sebelumnya telah diungkapkan bahwa suku bunga acuan tak akan mengalami perubahan pascapemangkasan suku bunga acuan sebanyak tiga kali pada 2019, masih ada peluang perubahan sikap Bank Sentral AS guna memitigasi dampak konflik tersebut. 

Kedua, China mendesak AS untuk berdialog dengan Iran daripada harus melancarkan serangan. Di sisi lain, Iran sedang menilai 13 skenario pembalasan terhadap AS sebagai respons pembunuhan Qassem Soleimani. 

Terakhir, realisasi penerimaan pajak mencapai Rp1.332,1 triliun sepanjang 2019, atau 84,4% dari target yang ditenggat dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Dengan demikian, penerimaan pajak hanya tumbuh 1,4% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan shortfall sebesar Rp245,5 triliun. 

Capaian lain pada 2019 yakni dari sisi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp405 triliun atau 107,1% dari target APBN 2019. Meski telah melampaui target, realisasi PNBP sebenarnya lebih rendah dibandingkan dengan pencapaian tahun sebelumnya, yang mencapai Rp409,3 triliun.

Beberapa hal penting dalam capaian tersebut yakni pertama, harga rata-rata minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) sepanjang 2019 yang hanya sebesar US$62 per barel, lebih rendah dari 2018 yang mencapai US$67,5 per barel.

Kedua, nilai tukar rupiah pada 2019 justru lebih kuat dibandingkan dengan 2018, sehingga memengaruhi realisasi PNBP Sumber Daya Alam (SDA) Migas. Pada 2019, nilai tukar rupiah secara rerata mencapai Rp14.150 per dolar AS, lebih kuat dari tahun sebelumnya, yang mencapai Rp14.247 per dolar AS.

Ketiga, kinerja produksi siap jual atau lifting minyak pada 2019 tercatat lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni lifting minyak tercatat mencapai 754.000 barel perhari, lebih rendah dari 2018 yang sebesar 778.000 barel perhari.


2.5  Value Line Index

Jumlah total perusahaan dalam Indeks Komposit Garis Nilai berada di dekat 1681, dan terdiri dari perusahaan yang sama dengan The Value Nilai Investment Survey, tidak termasuk dana tertutup. Indeks Komposit Garis Nilai memiliki dua bentuk, Indeks Komposit Geometris Garis Nilai atau Indeks Komposit Aritmatika Garis Nilai, seperti yang ditentukan di bawah ini.

Semua perusahaan dalam Indeks Komposit Garis Nilai terdaftar secara publik di salah satu bursa utama yang tercantum di bawah ini. Jumlah perusahaan dalam Indeks Komposit Garis Nilai berfluktuasi berdasarkan faktor-faktor termasuk: penambahan atau penghapusan daftar perusahaan di bursa itu sendiri, merger, akuisisi, kebangkrutan, dan keputusan cakupan yang dibuat oleh Garis Nilai untuk Indeks Gabungan Garis Nilai. Keputusan Value Line mengenai perusahaan mana yang akan dimasukkan dilakukan dengan maksud untuk menciptakan representasi yang luas dari pasar ekuitas Amerika Utara.

Selain itu, jumlah perusahaan yang terdaftar di bursa tertentu dapat bervariasi, karena perusahaan dapat berpindah dari satu bursa ke bursa lainnya atau ditambahkan atau dihapus dari daftar.

Singkatnya, perlu dicatat bahwa penambahan, penghapusan, atau pergerakan perusahaan di bursa bukanlah faktor dalam metodologi Indeks Komposit Garis Nilai, terlepas dari apakah perhitungan Geometrik atau Aritmatika digunakan.

Pertukaran dalam Indeks Komposit Garis Nilai adalah:

  • Bursa Efek Amerika
  • NASDAQ
  • Bursa Efek New York
  • Bursa Efek Toronto


2.6  Indeks Berbobot Sama

Dua metode untuk menghitung indeks harga berbobot adalah metode Laspeyres dan metode Paasche. Keduanya berbeda hanya pada periode yang digunakan untuk pembobotannya. Metode Laspeyres memakai bobot periode-acuan; artinya harga dan jumlah awal barang-barang digunakan untuk mencari perubahan persen pada akhir periodenya, entah dalam harga atau jumlah yang konsumsi, bergantung pada persoalannya, Metode Paasche memakai bobot tahun-sekarang.


BAB 3

PENUTUP


3.1 Kesimpulan

  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah cerminan kegiatan pasar modal secara umum. IHSG menggambarkan suatu rangkain informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan, sampai pada tanggal tertentu. DJIA juga seringkali menjadi tolak ukur atau patokan sebagai ukuran real-time dari kestabilan dan kekuatan ekonomi Amerika Serikat. Indeks S&P disusun berdasarkan nilai saham 500 perusahaan dengan kapitalisasi pasar besar di bursa saham Amerika Serikat. Sekitar 80% nilai total pasar saham AS termuat di indeks ini. Jumlah total perusahaan dalam Indeks Komposit Garis Nilai berada di dekat 1681, dan terdiri dari perusahaan yang sama dengan The Value Line Investment Survey, tidak termasuk dana tertutup. Pada harga dan jumlah awal barang-barang digunakan untuk mencari perubahan persen pada akhir periodenya, entah dalam harga atau jumlah yang konsumsi, bergantung pada persoalannya, Metode Paasche memakai bobot tahun-sekarang.


3.2 Saran

  Kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari kata sempurna, kedepannya kami akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Kami membutuhkan saran dari pembaca, bisa berisi kritik terhadap makalah kami ini dan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.


Daftar Pustaka


Coid007_mahadana. 2018. Mengenal Indeks Dow Jones. Dikutip 01 Oktober 2020 dari www.mahadana.co.id: https://www.mahadana.co.id/2018/02/28/mengenal-indeks-dow-jones/.

https://forexstarmoon.com/kamus/djia-dow-jones-industrial-average/6455/

Wardana, Raditya. 2020. Mengenal IHSG, Manfaat, dan Cara Hitung [Plus Datanya]. Dikutip 01 Oktober 2020 dari lifepal.co.id: https://lifepal.co.id/media/ihsg/.

Redaksi. 2020. Mengenal Standard and Poor, Perusahaan Pemeringkat Indeks Saham Global. Dikutip 01 Oktober 2020 dari blog.pluang.com: https://blog.pluang.com/artikel/standard-and-poor-index/.

Ariyanti, Duwi Setiya. 2020. Pasar Obligasi Berpotensi Menguat Terbatas, Investor Disarankan Wait and See. Dikutip 01 Oktober 2020 dari market.bisnis.com: https://market.bisnis.com/read/20200108/92/1187989/pasar-obligasi-berpotensi-menguat-terbatas-investor-disarankan-wait-and-see.

Supiandi. 2013. Statistika. Dikutip 01 Oktober 2020 dari terunesupiandi.blogspor.com: http://terunesupiandi.blogspot.com/2013/01/statistika.html.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar